Kamis, 22 Januari 2009

Obat Bukan Racun

Setiap kita meminum obat, entah itu obat yang diresepkan dokter atau obat yang kita beli sendiri di apotik, tentu kita berharap obat itu akan menjadi penyembuh untuk penyakit kita. Tapi, apa yang terjadi bila kita salah meminum obat? Tentu saja obat itu akan beralih fungsi menjadi racun di tubuh kita.
Kurang peduli nya manusia terhadap pengetahuan tentang obat apa yang sedang diminumnya merupakan penyebab kesalahan meminum obat. Kadang, hanya berdasarkan pengalaman orang lain dengan keluhan yang sama, kita langsung membeli obat yang sama untuk penyakit kita. Padahal, satu keluhan bukan berarti merupakan satu penyakit yang sama yang bisa diminum dengan obat yang sama.
Terkadang minimnya pengetahuan dari sales obat tentang suatu penyakit dan obat juga mendukung kesalahan dalam minum obat. Memang sih, pasien tidak bisa membeli obat langsung ke sales obat, tapi kadang untuk memperoleh harga yang lebih murah, ada juga pasien yang memaksa membeli obat langsung kepada sales tanpa berobat ke dokter atau tanpa melalui apotik yang ada apoteker nya yang tentu saja lebih kompeten dalam pengetahuan obat obat an.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker ( lihat label buku farmasi dengan judul Himpunan Peraturan dan Perundang-undangan Kefarmasian).
Jadi pada akhirnya, sangat diperlukan kesadaran penuh dari diri masing masing untuk menjadikan obat suatu penyembuh, bukan racun.

Tidak ada komentar: